Trouble Shooting Laboratorium

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan laboratorium :
1. Pengambilan Sampel Darah.
- Apakah petunjuk pengambilan sampel telah ditaati pasien (puasa/tidak puasa, pasien dalam keadaan tenang, pemberian obat dihentikan, waktu yang tepat,dsb)
- Apakah terjadi hemolisa, misal kemacetan vena, pengeluaran darah terlalu cepat atau darah didiamkan terlalu lama?
- Apakah sampel terkontaminasi karena tabung kurang bersih ?
- Apakah sampel tertukar ?
- Apakah pengukuran dilakukan dengan serum yang hemolitik, ikterik atau lipemik ?
Pemecahan :
Sebaiknya pasien diberi penjelasan tentang puasa, Harus diperhatikan juga pada pengambilan darah, tabung yang digunakan, dan pemberian etiket pada tabung sampel.

2. Reagensia.
a. Penyimpanan Reagensia.
- Perhatikan apakah tanggal kadaluarsa atau stabilitas reagensia telah terlampaui?
- Apakah cara penyimpanan reagensia sesuai petunjuk (sinar, suhu, tertutup rapat)?
Pemecahan :
Untuk menghindari kesalahan, pakailah selalu tes kit yang baru atau reagensia yang baru dilarutkan. Simpanlah reagensia dan serum kontrol sesuai petunjuk (etiket/pedoman).
b. Persiapan Reagensia.
- Apakah kualitas air untuk melarutkan reagensia baik?
- Apakah reagensia yang baru dilarutkan terkontaminasi dengan botol penyimpanan atau pipet yang kotor ?
- Apakah reagensia dilarutkan dengan volume air atau buffer yang tepat ?
- Apakah masih ada zat-zat yang belum terlarut ?
- Apakah pada saat melarutkan reagent tidak ada zat-zat yang terbuang atau hilang ?
Pemecahan :
Sebaiknya menggunakan aquabidest untuk melarutkan reagensia dan melarutkan reagensianya hati-hati jangan sampai ada yang terbuang dan pastikan larut semua sebelum reagensia dipakai.
3. Pipet dan memipet.
- Apakah mempergunakan pipet yang sudah rusak / bagian dalamnya kotor ?
- Apakah mempergunakan pipet yang besar untuk memipet volume kecil (misalnya dengan pipet 5 ml memipet volume 500 ul) ?
- Apakah waktu memipet miniskus larutan sejajar dengan mata ?
- Apakah pipet telah dibilas ?
- Apakah ujung pipet telah dibersihkan ?
- Apakah pada penggunaan Clinipette terlalu cepat mengisapnya ?
- Apakah langkah pipetasi sesuai dengan prosedur dalam pedoman kerja ?
- Apakah ukuran pipet atau seripettor benar (kalibrasi) ?
Pemecahan :
Sebaiknya menggunakan pipet/clinipette yang masih baik dan telah dikalibrasi serta harus memperhatikan langkah pipetasi sesuai prosedur dalam pedoman kerja.
4. Suhu dan pengukuran.
- Apakah reagensia, sampel atau serum kontrol telah berada pada suhu pemeriksaan ?
- Apakah suhu waterbath telah distel tepat ?
- Apakah suhu dalam kuvet plastik telah berada pada suhu pengukuran (kuvet plastik perlu waktu yang lebih lama daripada kuvet gelas untuk mencapai suhu pengukuran) ?
- Apakah lamanya inkubasi pada suhu yang telah ditentukan ditaati ?
Pemecahan :
Suhu di waterbath dan di kuvet perlu dicek atau distel dari waktu ke waktu tiap bulan dan dilaporkan dalam buku perawatan.
5. Fotometer.
- Apakah panjang gelombang tepat ?
- Apakah pengukuran dengan meter analog pada daerah yang tepat (0,001-0,500) ?
- Apakah fotometer di kalibrasi sebelum pengukuran ? (titik nol , gelap total)
- Apakah lampu fotometer masih baik ?
- Apakah ada gangguan dari sumber listrik ? (jarum atau digital berubah terus)
- Apakah sinar melewati sampel ?
- Apakah faktor yang digunakan pada fotometer digital benar ?
Pemecahan :
Semua peralatan termasuk fotometer harus di servis secara teratur oleh teknisi. Lampu yang redup akibat terlalu lama dipakai harus diganti karena kualitas sinar yang dihasilkan kurang baik.
6. Kuvet.
- Apakah kuvet yanbg digunakan bersih ? (sidik jari / tergores)
- Apakah kesalahan kuvet diperhatikan (Transmisi yang berbeda) ?
- Apakah bagian luar kuvet masih basah ?
- Apakah diameter kuvet bagian dalam benar (1 cm) ?
- Apakah volume larutan yang diisi ke dalam kuvet cukup ?
- Apakah ada gelembung udara ?
Pemecahan :
Kuvet harus diisi dengan larutan yang cukup, jika perlu bagian luar kuvet dilap bersih.
7. Evaluasi
- Kesalahan pada umumnya pada kalkulasi hasil.
- Apakah letak titik desimalnya benar ?
- Apakah tabel yang digunakan betul ?
- Apakah pada transkripsi hasil dicek kembali pada kolom yang tepat ?
- Apakah kalkulasi hasil dengan faktor yang benar ?
- Apakah sudah memperhatikan faktor pengencerab ?
- Apakah juga memperhatikan kompensasi fotometer ?
- Apakah satuan (unit)-nya benar ?
- Apakah juga memperhatikan blanko reagent dan blanko sampel ?
- Apakah sudah diperhatikan batas linearitas pengukuran ?
Pemecahan :
Dalam mengkalkulasi, kesalahan kuvet harus diperhatikan, apabila pengukuran blanko, sampel, standard didalam kuvet-kuvet yang berbeda.
8. Keselamatan dan keamanan dalam bekerja.
- Apakah menggunakan jas pengaman dan sarung tangan pada saat bekerja ?
- Apakah selalu ingat bahaya penularan yang ditimbulkan akibat oleh sample darah ?
- Apakah sudah mencuci tangan dengan antiseptik sebelum dan sesudah bekerja ?
- Apakah meja kerja sudah dibersihkan sebelum dan sesudah bekerja dengan dengan antiseptik atau desinfektan ?
- Apakah bekas jarum suntik dan lancet dipisahkan kedalam bak sampah medis ?

Pembahasan :
1. Persiapan Pasien / Penderita.
- Pengaruh Makanan :
Dianjurkan pengambilan darah dilaksanakan 12 jam setelah makan terakhir. Dengan demikian Dapat dihindari gangguan-ganguan terhadap beberapa tehnik analisa akibat Lipemia darah yang berhubungan dengan makanan.
- Fluktuasi Sehari-hari
Konsentrasi kebanyakan zat-zat darah biasanya tergantung pada fluktuasi sehari-hari.
Oleh karena umumnya nilai normal yang dinyatakan didalam literatur berdasarkan pada pengambilan sampel pada pagi hari, maka dianjurkan agar pengambilan darah sedapat mungkin pada pagi hari. Biasanya waktu yang dianjurkan adalah sebelum jam 09.00 pagi.
- Keadaan Tubuh.
Pengaliran cairan dari ruangan Intravasculer ke Interstitial dan sebaliknya sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh. Fluktuasi konsentrasi protein , zat-zat yang diikat pada protein, lipid darah dan zat-zat seluler adalah akibat dari itu. Oleh karena itu darah sebaiknya di ambil pada keadaan tubuh yang sama dari penderita, biasanya pada keadaan duduk.
- Obat-obatan.
Apabila suatu hasil analisa dipengaruhi oleh obat tertentu, maka obat tersebut harus dihentikan beberapa hari sebelum pengambilan darah.
- Anjuran.
Pengambilan darah sebaiknya dilaksanakan pada penderita / pasien dalam keadaan duduk dan puasa 10-12 jam pada pagi hari antara pukul 07.00-09.00
2. Pengambilan Sampel.
a. Darah Vena.
Untuk pengambilan darah vena, yang terpenting dalah perlahan-lahan, namun jangan terlalu lama. Akibat kemacetan yang agak lama, parameter-parameter untuk analisa dapat berubah. Sebaiknya menggunakan Spuit yang disposible. Selain itu juga diperhatikan pembendungan vena dengan Tourniqute jangan terlalu lama karena menyebabkan Hemokonsentrasi, akibatnya terjadi peningkatan kadar komponen darah.
b. Hemolisa.
Hemolisa merupakan sumber kesalahan utama pada analisa Kimia Klinik. Dapat meningkatkan kadar dari Albumin dan Total Protein.
Sebab-sebab hemolisa dari darah :
- Kemacetan pada pengambilan darah.
- Pengeluaran darah dari tabung pengambilan yang yang terlalu cepat, pengadukan darah yang terlalu kuat.
- Whole-blood yang didiamkanterlalu lama.
- Kontaminasi (deterjen, air)
- Pendinginan atau pemanasan yang terlalu cepat.
- Sentrifuge yang terlalu cepat.
Cara-cara menghindari hemolisa :
- Penggunaan alat –alat yang disposibel.
- Menghindari penyedotan yang terlalu cepat dan penekanan (pijatan).
- Pemisahan sel-sel darah dalam waktu maksimal 1 jam.
- Menghindari pengiriman whole-blood.
- Menghindari pembekuan dan pemanasan whole-blood.
3. Persiapan Sampel.
Setelah pembuatan serum harus diperhatikan adanya hemolisa, keruh (hiperlipidemia),dan ikterik (hiperbilirubinemia). Serum yang lipemik secara fotometris dapat terganggu pengukurannya.
4. Penyimpanan sampel.
Sampel harus disimpan dalam botol tertutup rapat, hindarkan dari panas karena penguapan dapat meningkatkan konsentrasi zat.
9. Keselamatan dan keamanan dalam bekerja.
- Sebaiknya sebelum bekerja di laboratorium hendaknya menggunakan jas pengaman, sarung tangan dan bila perlu menggunakan masker (bila bahan infeksius)
- Walaupun pasien tidak menunjukkan tanda-tanda hepatitis dan penyakit lainnya, tetapi harus selalu waspada terhadap akibat yang ditimbulkan oleh sampel darah.
- Sebelum dan sesudah bekerja hendaknya cuci tangan untuk menghindari dan mencegah terjadinya penyakit,dengan Antiseptik seperti Saflon, Hibiscrub, atau antiseptik lainnya.
- Meja tempat bekerja hendaknya diberi bahan antiseptik sesudah dibersihkan, misalnya Alkohol 70 % atau Natrium hipoklorit 5 %.
- Bekas jarum suntik dan lancet yang tidak berguna hendaknya dimasukan dan dipisahkan kedalam bak sampah medis. Jangan dicampur dengan sampah biasa karena pada saat pemusnahan perlakuannya berbeda.

Kesimpulan :
Dalam pemeriksaan Kimia klinik seperti pada pemeriksaan total protein dan albumin selalu tidak luput dari adanya bentuk-bentuk kesalahan yang disebabkan oleh berbagai penyebab yaitu terbagi :
1. Kesalahan Kasar.
Kesalahan ini dapat timbul akibat kekeliruan-kekeliruan pada pemeriksaan seperti pipetasi, reagensia, pengukuran. Kesalahan ini dapat dihindari melalui sistem organisasi laboratorium yang baik dan teratur.
2. Kesalahan Acak.
Apabila kita mengukur suatu zat pada kondisi yang sama untuk beberapa pengukuran dalam satu sampel, maka tidak akan mendapat hasil yang sama, hasil yang didapat berdeviasi satu sama lain. Kesalahan ini dapat diatasi dengan suatu angka minimum dengan cara melaksanakan pemeriksaan dengan cermat dan teliti, menggunakan reagensia dan alat-alat yang berkualitas tinggi.
3. Kesalahan Sistematik.
Kesalahan sistematik misalnya pipet yang kurang akurat, Penyimpangan dari suhu pengukuran, reagensia yang sudah rusak, serta fotometer yang tidak akurat.

Komentar

Anonim mengatakan…
agan, apakah anda tau apa yg menyebabkan kekeruhan pada leukositosis ??

Postingan populer dari blog ini

Pra Analitik Laboratorium Klinik

APLIKASI LABORATORIUM

RETIKULOSIT